Pendahuluan
Galau? Mengapa galau?
Menurut Erik Erikson, masa remaja adalah masa yang penuh badai dan tekanan (stroom and stress). Perubahan fisik yang sangat cepat pada masa remaja karena terjadinya pertumbuhan dan perubahan hormon menimbulkan polemik tersendiri pada remaja. Pada perempuan ditandai dengan menstruasi pertama (menarche) dan pada anak laki-laki ditandai dengan mimpi basah (spermache). Selain perubahan secara fisik, perubahan hormon ini juga menimbulkan perubahan yang sifatnya psikologis dan sosial.
Secara sosial, posisinya di tengah-tengah masyarakat tidak lagi dianggap sebagai anak-anak, namun remaja juga belum dapat dianggap sebagai orang dewasa yang dapat bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri. Seorang remaja sudah lebih banyak menghabiskan waktunya bersama teman-teman sebayanya daripada dengan keluarga atau khususnya orangtuanya. Ia mulai bertanya-tanya, siapakah saya? Apa yang dapat saya lakukan? Bagaimana masa depan saya? Ia seringkali berusaha menemukan identitas dirinya ini melalui interaksinya dengan teman-teman sebayanya yang sebenarnya juga sedang berusaha menemukan identitas atau jati diri mereka. Tentunya, situasi tersebut menyebabkan seorang remaja rentan mengalami masalah karena berusaha menemukan pertanyaan yang mendasar tentang ke-diri-annya.
Perubahan hormon juga mengakibatkan perubahan suasana hati (mood) pada seorang remaja. Pada suatu situasi ia dapat merasa senang, pada situasi berikutnya ia merasa sedih. Hal-hal kecil yang tidak sejalan dengan keinginan atau pemikirannya dapat membuatnya marah. Hanya saja, seringkali sedih atau marah diekspresikan dengan cara-cara yang tidak positif sehingga muncul beberapa perilaku menyimpang pada remaja. Perilaku yang paling ekstrim adalah apa yang sering disebut dengan kenakalan remaja seperti tawuran, mencuri, menyakiti diri sendiri dan orang lain.
Seiring dengan perubahan hormon dan kemasakan organ-organ seksual, remaja juga mulai mengalami jatuh cinta. Ketertarikan fisik dan kebutuhan akan kasih sayang diluar dari kasih sayang yang ia peroleh dari orangtuanya mempengaruhi perkembangan seorang remaja. Kata orang, jatuh cinta itu berjuta rasanya. Seringkali jatuh cinta ini membuat seseorang tidak bisa makan, tidak bisa tidur, terbayang-bayang akan orang yang ia sukai. Emosi-emosi yang dialami seseorang yang sedang jatuh cinta juga bermacam-macam, kadang bahagia ketika ia bersama orang yang dicintai, kadang sedih dan marah ketika ditolak oleh orang yang dicintai, kadang kecewa karena merasa dirinya tidak secantik Agnes Monica atau setampan Siwon Suju sehingga remaja akan memendam rasa cintanya atau menghindari dari sekitarnya.
Masalah-masalah lain yang dialami seorang remaja dalam fase perkembangannya adalah pertanyaan-pertanyaan dirinya akan masa depannya, akan menjadi seperti apakah ia nantinya.Pendidikan apa yang akan ia tempuh, apa sebenarnya yang menjadi minatnya, sejauh apa potensi dirinya untuk menggapai masa depan yang indah. Terkadang, keinginan dirinya tidak sejalan dengan keinginan lingkungan khususnya orangtua, terkadang keinginannya minatnya kurang ditunjang oleh kemampuan belajarnya atau tidak sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya seorang remaja yang ingin menjadi dokter, tetapi ia sendiri tidak berani melihat orang sakit, takut dengan jarum suntik. Situasi yang paling sering menjadi permasalahan adalah tuntutan keluarga agar dirinya menjadi ekonom, tetapi sebenarnya ia menyukai seni arsitektur. Hal ini menimbulkan kebingungan, apakah ia akan mengikuti keinginan orangtua yang sebenarnya kurang disukai, atau mempertahankan keinginannya meski berseberangan dengan harapan orangtuanya. Bingung..
Selain beberapa faktor yang telah dikemukakan diatas, masih ada faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang remaja menjadi galau. Salah satunya adalah faktor kepribadian. Ada remaja yang mandiri, ada juga remaja yang bergantung pada orang lain. Ada remaja yang pendiam, ada remaja yang periang, dan berbagai karakteristik kepribadian lainnya. Hal ini juga dapat mempengaruhi keputusan-keputusan yang akan dibuat remaja dalam menjalani kehidupannya, dalam memilih pendidikan, dalam menghadapi suasana hatinya ketika jatuh cinta.
Melihat beberapa situasi diatas, ada banyak hal yang dapat menyebabkan seorang remaja menjadi galau. Oleh sebab itu, mereka butuh pendampingan. Tidak hanya guru, orangtua, tetapi teman-teman sebaya mereka juga adalah pendamping yang dapat menolong seseorang remaja untuk menghadapi kegalauannya.
Apa yang dapat Dilakukan?
Ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan.
- Smile. Tersenyumlah kepada orang yang sedang curhat pada kita. Senyuman menyelesaikan 75% masalah..J Tatap juga pada matanya dengan pandangan dengan kelembutan yang menunjukkan anda memahaminya.
- Listen. Seseorang yg sedang bermasalah kebanyakan hanya membutuhkan seseorang yang mendengarkannya. Anda hanya perlu mendengarkan, mengangguk jika anda mengerti, karena nasihat seringkali tidak berguna pada saat seseorang sedang menghadapi kegalauan.
- Touch. Sentuhan pada pundaknya, pada tangannya akan menenangkan dan menguatkan.
- Stay. Temanilah dia, meski tanpa kata. Kehadiran kita melampaui 1000 kata. Orang-orang yang sedang menghadapi masalah akan merasa terhibur karena ada yang menemani, yang meyakinkan dirinya bahwa ia tidak sendiri menghadapi masalahnya.
- Say. Ucapkan kata-kata yang positif, yang memberikan dorongan dan kekuatan. Tidak perlu menyalahkan atau menyudutkannya, cukup kata-kata positif : ‘kamu akan berhasil melalui semua ini’; ‘apapun yang kamu hadapi, aku tetap adalah temanmu, sahabatmu’; ‘hidupmu sungguh luar biasa, masalah yang kamu hadapi akan membuatmu menjadi orang yang tangguh dan bijaksana’.
- Hug. Sebuah pelukan membuat usia bertambah 1 hari (Mark Twain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar